Sabtu, 09 Juli 2011

Dampak Yang Diakibatkan Oleh Media Sosial Di Internet

Media Internet

Media Internet sebagai salah satu sarana komunikasi terpenting di era global untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang diperlukan dan membangun hubungan sosial bagi semua kalangan dan lapisan masyarakat tentunya menjadi salah satu hal yang patut dipelajari. Hal ini menyebabkan manusia sebagai pelaku utama perkembangan media tersebut dituntut agar selalu berusaha untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi.

Berdasarkan data ilmiah tentang sejarah internet, maka dapat dilihat suatu lonjakan yang luar biasa mengenai penggunaan internet di dunia dari masa ke masa yang berdampak pada gaya kehidupan yang lebih modern dan dinamis (Leiner et al ,1997). Penerapan internet dalam bentuk website yang mengandung unsur multimedia dan bersifat dinamis membuat media internet banyak digunakan untuk berbagai keperluan. Dengan menggunakan media internet, sebuah komunikasi dapat terciptakan, baik antara individu antar individu maupun komunitas yang satu dengan yang lainnya. Dari hasil komunikasi ini terbentuklah suatu hubungan yang disebut dengan social networking.

Social Networking Site (SNS) atau biasa disebut juga jejaringan sosial merupakan suatu layanan berbasis web yang memungkinkan setiap individu untuk membangun hubungan sosial melalui dunia maya diantaranya membangun suatu profil tentang dirinya sendiri, menunjukkan siapa saja yang terhubung dengan seseorang dan memperlihatkan hubungan apa saja yang ada antara satu member dengan member lainya dalam sistem yang disediakan, dimana masing-masing social networking site memiliki ciri khas dan sistem yang berbeda-beda, beberapa contoh SNS diantaranya Facebook, Friendster, MySpace, Cyworld, and Bebo (Boyd & Ellison, 2007). Dan social networking site yang paling banyak diakses di Indonesia ialah Facebook dan Indonesia termasuk dalam 10 negara pengakses Facebook terbanyak dari seluruh dunia (http://www.alexa.com/siteinfo/facebook.com). Fungsi dari penerapan Social Networking Site seperti Facebook berfokus pada koneksi yang akan dibangun antar individu dengan individu lainnya, dimana dapat berupa hubungan sahabat, keluarga, asmara, jadwal kegiatan, profesi, dan pekerjaan (Baker, 2003).

Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.

Menurut Antony Mayfield dari iCrossing, media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide, bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berfikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan kita sebagai diri sendiri. Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan mengapa media sosial berkembang pesat.

Jika dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa menyampaikan pendapat secara terbuka karena satu dan lain hal, maka tidak jika kita menggunakan media sosial. Kita bisa menulis apa saja yang kita mau atau kita bebas mengomentari apapun yang ditulis atau disajikan orang lain. Ini berarti komunikasi terjalin dua arah. Komunikasi ini kemudian menciptakan komunitas dengan cepat karena ada ketertarikan yang sama akan suatu hal.

Jejaring Sosial

Perkembangan terkini dunia blogging dan jejaring sosial tidak bisa dipisahkan dari keterlibatan arus informasi. Dua media tersebut sedang berkembang dengan pesat bak jamur di musim hujan. Entah karena alasan melek teknologi atau latah menghadapi invasi modernisasi, hampir semua pihak saat ini memilki kebebasan berekspresi dan mengakses internet yang sama. Mulai anak SD yang kerap menyambangi warnet sepulang sekolah, hingga anggota “Dewan” yang ketahuan mengakses “File Bermasalah” di saat sidang sedang berlangsung.

Bersyukurlah bagi warga Indonesia tidak mengalami kebijakan pencekalan arus informasi melalui internet sebagaimana saat ini tengah berlaku di negara China dan Myanmar. Kebebasan berekspresi di Indonesia dijamin dalam peraturan hukum nasional dan internasional. Peraturan-peraturan tersebut telah dirangkum secara jelas oleh Anggara Suwahju dalam ebook Linimas(s)a yang bisa didownload secara gratis. Ebook ini layak menjadi referensi setiap blogger, pengguna social media, dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan internet secara aktif.

Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Diawali oleh classmates.com pada tahun 1995 (terfokus pada hubungan mantan teman sekolah) kemudian diikuti sixdegrees.com tahun 1997 (membuat ikatan tidak langsung). Tahun 1999 lahir jejaring sosial yang berbasiskan kepercayaan yang dikembangkan oleh epinions.com dan jejaring sosial yang berbasis pertemanan yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional antara tahun 1999 dan 2001. Tahun 2005 dilaporkan bahwa jejaring sosial myspace.com lebih banyak diakses dibandingkan google dan facebook.com. Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun 2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada bulan juli 2005 News Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial menggunakan model jejaring sosial ini.

Situs-situs jejaring sosial telah menemukan kejayaannya sejak tahun 2000an dimulai dengan mengguritanya jejaring sosial friendster sejak tahun 2004 dan mencapai puncaknya di tahun 2007. Tahun 2008 hingga 2009 ini kejayaan itu diambil alih oleh jejaring sosial facebook yang memiliki member aktif hingga 350 Juta di seluruh dunia dan melejit di nomor 1 situs jejaring sosial terpopuler dengan pertumbuhan yang sangat drastis. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial di internet mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.

Pada era globalisasi seperti sekarang ini situs jejaring sosial sangat digemari di kalangan masyarakat umum, dari dewasa sampai remaja sudah banyak yang menggunakan situs jejaring sosial dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pada kalangan remaja situs jejaring sosial ternyata hampir dimiliki oleh semua remaja yang mengetahui dunia internet. Mulai dari akun Yahoo yang hanya untuk sekedar mengirim e-mail hingga Facebook dan Twitter sudah banyak digandrungi oleh remaja-remaja diseluruh Indonesia. Selain tampilan serta media komunikasi yang lebih unik dan inovatif, situs jejaring sosial Facebook misalnya, memberikan fasilitas baru yakni game yang dapat dimainkan oleh berbagai usia. Sehingga anak-anak pun (6-11 tahun) sudah memiliki akun FB (Panggilan Facebook).

Dampak Jejaring Sosial

Mayoritas pengguna internet Indonesia terhubung ke situs jejaring sosial menganggap bahwa jejaring sosial bermanfaat. Namun begitu, mayoritas pengguna jejaring sosial belum atau tidak menyadari dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari jejaring sosial. Demikian hasil survei yang dilakukan Masyarakat Internet Indonesia (MASTER) terhadap pengguna internet di Indonesia. Survei itu sendiri dilakukan dengan menggunakan kuesioner terhadap pengguna internet, baik secara langsung maupun melalui internet (email dan jejaring sosial) dari tanggal 5 Januari sampai tanggal 5 Maret 2010 di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Balikpapan, Denpasar dan Batam.

Menurut Koordinator Master, Heru Sutadi, dari survei yang dilakukan ada 1000 jawaban responden yang terkumpul. Berdasar survei dengantingkat kepercayaan 95 persen, sampling error +/- 3,3 persen ini, mayoritas pengguna internet (91%) terhubung ke situs jejaring sosial dan menganggap bahwa jejaring sosial bermanfaat. Tidak mengherankan jika situs jejaring sosial (Facebook, 21%) menjadi situs yang paling sering dikunjungi pengguna internet Indonesia. Mayoritas pengakses jejaring sosial lebih menyukai Facebook (73%) dibanding Twitter.

Menurut Heru, responden menganggap Facebook menarik karena bisa menghubungkan pertemanan (19%), menggalang people power/ kekuatan rakyat (19%), serta dapat membaca status (18%), yang kemudian bisa dikomentari (16%). Dari penggunaan jejaring sosial, “Pengguna jaringan sosial mayoritas belum sadar dan tidak sadar (total 58%) akan dampak negatif jejaring sosial,” jelas Heru. Dari hasil survei didapat pula bahwa pengguna internet mayoritas menggunakan layanan internet untuk pertemanan (31%), mencari informasi (27%) dan membaca berita (15%). Mayoritas pengguna Facebook mendapatkan teman baru setelah bergabung di Facebook, kemudian melakukan reuni dengan teman-teman lama, serta bergabung dalam aktivitas gerakan sosial berbasis jejaring sosial. Mayoritas Pengguna internet mengeluarkan dana Rp. 200-500 ribu per bulan untuk koneksi data.

Dari survei diatas sudah dapat dipastikan dengan berkembangnya situs jejaring sosial maka dengan sendirinya akan memiliki dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Pemanfaatan internet akhir - akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Media internet tidak lagi hanya sekedar menjadi media berkomunikasi semata, tetapi juga sebagai bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis, industry, pendidikan dan pergaulan sosial. Khusus mengenai jejaring social atau pertemanan melalui dunia internet, atau lebih dikenal dengan social network pertumbuhannya sangat mencengangkan.

Jejaring sosial adalah sebutan lain terhadap web community. Jejaring sosial adalah tempat untuk para netter berkolaborasi dengan netter lainnya. Bentuk kolaborasi antara lain adalah
  • Saling bertukar pendapat atau berkomentar
  • Mencari teman
  • Saling mengirim email
  • Saling memberi penilaian
  • Saling bertukar file dan lain sebagainya
Intinya situs jejaring sosial di kategorikan sebagai inter-aktivitas, lihat contoh di bawah :

1. Jaringan sosial di internet
Jejaring sosial atau jaringan sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Jejaring sosial sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

2. Facebook adalah website jaringan sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain. Orang juga dapat menambahkan teman-teman mereka, mengirim pesan, dan memperbarui profil pribadi agar orang lain dapat melihat tentang dirinya.

3. Twitter adalah salah satu layanan social networking dan saat ini merupakan layanan sangat terkenal terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Twitter ini berfungsi semacam portal yang berisi daftar kegiatan sehari-hari dari para anggotanya. Jadi kalau kita tergabung di twitter kita akan tahu apa saja yang lagi dilakukan oleh teman-teman di jaringan kita.

Tentu saja situs jejaring sosial ini memiliki banyak dampak positif dan negatif atau banyak keuntungan yang diperoleh juga kerugian yang dihasilkan.
Berikut ini adalah dampak positif dan negatif yang diakibatkan oleh jejaring sosial:

Dampak Negatif

1. Kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook atau MySpace juga bisa membahayakan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.

2. Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang berolahraga sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan obesitas.

3. Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan meja komputer.

4. Media elektronik, seperti komputer, laptop, atau handphone (ponsel) juga menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat diajak berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap harinya.

5. Luapan emosi, dari sekian banyak pengguna Facebook dan Twitter tidak sedikit yang kadang mengumbar privacy dan tak jarang juga mereka saling memaki hal ini bisa mencemarkan nama baik seseorang, dan bukan tidak mungkin akan jadi boomerang bagi orang yang melakukannya.

6. Penyalahgunaan kebebasan diri untuk bebas berekspresi di dunia yang luas dan tak terkendali, dll.

Dampak Positif

1. Memperluas pergaulan

2. Sebagai media promosi dalam bisnis

3. Memperluas wawasan

4. Mendapatkan informasi secara cepat

5. Selalu terhubung dengan keluarga, teman lama, atau bisa juga menumbuhkan cinta dengan mantan lama

6. Berbagi pengalaman dengan orang lain, dll.

Semenjak situs jejaring sosial (seperti Facebook dan Twitter) menyedot perhatian publik. Sebagian besar menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengunjungi situs tersebut. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengatasi kecanduan jaringan sosial ini seperti dengan membatasi waktu penggunaan internet, terutama situs jaringan sosial. Kita juga perlu belajar menggunakan jaringan internet secara bijak sehingga kita tidak menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial. Sebaiknya para pengguna situs jejaring sosial ini tidak harus berhenti total untuk tidak menikmati situs tersebut, namun lebih bijaknya jika secara perlahan mengurangi jam bermain Facebook, Twitter, dll.

Berikut ini adalah penelitian tentang Pengguna Jejaring Sosial (social network)

Ofcom mengeluarkan laporan ilmiah kuantitatif dan kualitatifnya tentang jejaring sosial (social network). Penelitian ini membahas perilaku, sikap, dan cara penggunaan jejaring sosial. Untuk baca lebih detil, langsung saja unduh laporannya di tautan ini. Sangat bermanfaat untuk para profesional di dunia branding dan mahasiswa yang butuh referensi ilmiah tentang jejaring sosial.
Melalui laporan penelitian ini, dijabarkan kategori pengguna situs jejaring sosial:

Alpha Socializers
Tipikal pengguna yang ramai-ramai hanya pada saat bergabung. Ia cari kenalan kesana kemari, mengkontak temannya teman. Ia merasa lebih aman mencari temannya teman, dibanding langsung berkenalan dengan orang asing sama sekali. Jumlahnya minoritas, pria berusia di bawah 25 tahun.

Attention Seekers
Tipikal pengguna yang suka mencari perhatian. Kadang dengan cara yang ekstrim, seperti memasang foto yang provokatif. Ia sangat sering merubah tampilan profilnya, dari data hingga desain skin. Ia gemar mengumpulkan teman sebanyak-banyaknya, meski ia hanya mau berinteraksi dengan sebagiannya saja. Biasanya, identitas aslinya adalah seorang yang insecure (tidak nyaman dengan dirinya sendiri) dan aktivitas di dunia online memberinya kesempatan besar sebagai ajang pamer diri. Kebanyakan wanita dari usia remaja hingga 35 tahun.

Followers
Tipikal ikut-ikutan kemana temannya berada. Tujuannya bergabung lebih ke tren. Ia bukan seorang yang aktif mencari-cari teman, seperti tipikal Alpha Socializers dan Attention Seekers. Ini banyak berlaku umum untuk pria dan wanita di banyak jenjang usia.

Faithfuls
Tipikal pengguna yang punya kepercayaan diri tinggi. Ia sudah merasa nyaman dengan kondisi sosial yang dimilikinya sekarang. Jejaring sosial lebih sebagai alat baginya untuk mencari kontak teman-temannya yang lama. Ia cenderung akan menolak orang yang tidak ia kenal untuk dijadikan sebagai daftar teman/kontaknya. Tipikal ini kebanyakan didapat pada mereka yang berusia di atas 20 tahun.

Functionals
Tipikal pengguna yang melihat jejaring sosial dari satu kebutuhan saja, misal: mencari grup musik, mencoba fitur. Ia kurang tertarik untuk berkomunikasi dengan pengguna lain atau meninggalkan komentar. Pertemanan dalam jejaring sosial hanya terbatas pada orang yang ia kenal dan punya kesamaan minat atau hobi. Jumlahnya minoritas, pria di atas 20 tahun.

Selain itu, penelitian ini juga membahas pengguna internet yang tidak berminat bergabung dalam jejaring sosial. Alasan-alasan yang dikemukakan dikategorikan sebagai berikut:

Perhatiannya akan masalah keselamatan (safety)
Merasa kalau dengan jejaring sosial akan membuat dirinya terekspos, dan membuatnya rawan dijadikan target kejahatan baik secara online ataupun offline.

Tidak memiliki pengalaman teknis
Kebanyakan adalah orang berusia di atas 30 tahun yang memang tidak nyaman berhubungan dengan komputer, dan lebih memilih komunikasi tradisional.

Kaum penolak intelektual
Merasa kalau jejaring sosial itu hanya membuang waktu yang tidak perlu. Kebanyakan adalah para remaja individualis yang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah daripada berhubungan dengan teknologi.
Penelitian Ofcom ini lebih banyak membahas 2 bagian di atas. Namun, laporannya sangat lengkap karena dijelaskan pula pengenalan dasar, sejarah jejaring sosial, serta keuntungan dan ancaman yang berpotensi muncul di dalamnya. Khusus tentang masalah safety, laporan penelitian ini juga membahas detil tentang ragam penyalahgunaan yang menyangkut isu pribadi.

Bagaimanakah seharusnya kita menyikapi ledakan kebebasan berekspresi di internet menggunakan jejaring sosial? Terdapat 3 prinsip yang harus dipahami oleh pengguna internet.
  • Pertama, pengguna internet harus jujur dan adil dalam mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi,
  • Kedua, pengguna internet memperlakukan sumber informasi sebagai manusia yang harus mendapatkan penghormatan, dan
  • Ketiga, pengguna internet harus dapat terbuka dan bertanggungjawab.
Selain ketiga hal di atas, pengguna internet harus memperhatikan kepentingan kelompok minoritas yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kebebasan bereskpresi di internet. Kelompok ini misalnya anak-anak di bawah umur yang perlu mendapat perlindungan orang tua, para wanita korban kekerasan dalam rumah tangga, masyarakat adat, kelompok difabel, dan buruh migran. Mereka adalah kelompok yang sering kali menjadi obyek kriminalitas di internet.

Internet pada dasarnya tercipta untuk membantu kinerja manusia beserta manfaat tambahan lain yang tercipta. Kebebasan berekspresi internet akan menjadi satu bencana bila kita tidak bisa memperlakukan pengguna internet lain sebagai manusia yang harus dimanusiakan dan memiliki hak-hak pribadi layaknya kita sendiri. Sebaliknya, kebebasan ini menghasilkan kebaikan dan kemaslahatan bersama bila secara sadar kita bersedia menjadikan internet sebagai media kerjasama saling menguntungkan, peduli kepada sesam, memperhatikan nilai-nilai edukasi dan norma-norma yang berlaku di masyarakat, dan tentu saja menghargai karya para pekerja internet. Untuk itu marilah secara bijak kita memanfaatkan kebebasan internet kearah yang positif demi kenyamanan bersama.

Perlu disadari kehadiran jejaringan sosial seperti Facebook dan Twitter saat ini sudah merupakan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terkadang bisa membuat seseorang mengalami ketergantung terhadap hal-hal yang membuat mereka nyaman, yang berakibat kurang baik jika kita hanya menghabiskan banyak waktu untuk sekedar duduk berjam-jam didepan layar monitor atau tiap detik menggenggam telepon seluler hanya untuk chating atau update status.  Hal ini akan berdampak kurang baik terhadap interaksi kita terhadap sesama atau dalam kehidupan kita bermasyarakat. Contoh kecil dalam hubungan keluarga, tidak jarang intensitas berkomunikasi dalam keluarga tak jarang menjadi terhambat karena salah satu diantara anggota keluarganya sibuk dengan dunianya sendiri.

Untuk itu harus disadari oleh para individu masing-masing, bahwa kecanduan internet dan jejaring sosial adalah tidak baik bagi kesehatan jiwa dan juga dalam kaitan interaksi dengan lingkungan sosialnya. Seringkali didapati orang lebih senang marah-marah dan mengomel ataupun mengumpat di internet atau jejaring sosial ketimbang membicarakan masalah mereka secara langsung dengan yang bersangkutan. Dalam berbagai kasus, bahkan tidak jarang orang ada yang sampai mengumbar urusan ranjangnya di media jejaring sosial ketimbang membicarakan hal tersebut secara baik-baik dengan pasangannya.

Hal ini jelas sangat tidak baik, karena fungsi komunikasi bilateral dan hubungan sosial yang sehat menjadi rusak karena kecanduan terhadap teknologi dan juga penempatan secara salah fungsi teknologi dalam hidup keseharian, sehingga teknologi yang seharusnya menjadi alat untuk mempermudah justru menjadi bumerang yang merusak keseimbangan hidup dan sosial. Semoga ke depannya kita semua bisa lebih mawas diri dalam memilah-milah tingkat prioritas pengunaan jejaring sosial dan internet dalam kehidupan kita.



Sumber Referensi:
http://dokotheo.wordpress.com/2010/11/03/internet-sebagai-media-sosial/
http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial
http://forum.vivanews.com/archive/index.php/t-13826.html
http://media-ide.bajingloncat.com
http://ict-site.blogspot.com/2009/03/macam-situs-jejaring-sosial_5012.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/sejarah-jejaring-sosial-2/

http://agussiswoyo.com/2011/06/13/memaknai-kebebasan-berekspresi-internet/
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2011/01/09/media-jejaring-sosial-dan-internet-mendekatkan-yang-jauh-dan-menjauhkan-yang-dekat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar